Showing posts with label Batik Tulis Wahyu Tumurun. Show all posts
Showing posts with label Batik Tulis Wahyu Tumurun. Show all posts

Thursday, March 21, 2019

Makna Blangkon bagi Orang Jawa

Makna Blangkon bagi Orang Jawa


Bagi orang Jawa, makna blangkon bukan sekedar sebagai penutup kepala. Blangkon memiliki filosofi, sekaligus merupakan simbol status bagi pemakainya.
Asal Kata dan Makna Blangkon

Istilah blangkon berasal dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang siap pakai. Sebab awalnya penutup kepala ini memang tidak bisa langsung dipakai begitu saja. Melainkan diikat melalui proses pembuatan simpul yang cukup rumit.
Maka dari itu diciptakanlah blangkon, penutup kepala yang siap pakai.
Masing-masing daerah memiliki blangkon dengan ciri khas yang berbeda. Tekstur dan motif blangkon gaya Yogyakarta, misalnya, berbeda dari blangkon Jawa Tengah, Solo, ataupun Jawa Barat.
Terkait blangkon Solo dan Jogja, ada perbedaan ciri fisik sekaligus filosofi yang cukup menarik      Bagi orang Jawa, makna blangkon bukan sekedar sebagai penutup kepala. Blangkon memiliki filosofi, sekaligus merupakan simbol status bagi pemakainya.

Asal Kata dan Makna Blangkon

Istilah blangkon berasal dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang siap pakai. Sebab awalnya penutup kepala ini memang tidak bisa langsung dipakai begitu saja. Melainkan diikat melalui proses pembuatan simpul yang cukup rumit.
Maka dari itu diciptakanlah blangkon, penutup kepala yang siap pakai.Masing-masing daerah memiliki blangkon dengan ciri khas yang berbeda. Tekstur dan motif blangkon gaya Yogyakarta, misalnya, berbeda dari blangkon Jawa Tengah, Solo, ataupun Jawa Barat.
Terkait blangkon Solo dan Jogja, ada perbedaan ciri fisik sekaligus filosofi yang cukup menarik.

1. Bentuk dan Makna Blangkon Yogyakarta



Blangkon gaya Jogja memiliki mondolan di bagian belakang. Pasalnya, jaman dulu para kaum Adam Jogja cenderung memanjangkan rambut. Sehingga ketika diikat, rambut panjang perlu digelung ke atas dan dibungkus ikatan kain. Kemudian berkembanglah menjadi blangkon yang sekarang.
Mondolan juga erat kaitannya dengan filosofi orang Jawa yang diharapkan pandai menyimpan rahasia. Tidak mudah membuka aib, baik aib diri sendiri maupun orang lain. Halus dalam berbicara dan bertingkah laku lembut serta berhati-hati sebagai wujud keluhuran budi pekerti.

Orang yang bijak akan mampu tersenyum dan tertawa meskipun hatinya menangis. Ia hanya memikirkan bagaimana berbuat baik terhadap sesama, meski diri sendiri menjadi korbannya.

2. Bentuk dan Makna Blangkon Solo




Dikarenakan pengaruh Belanda, masyarakat Solo lebih dulu  mengenal cukur rambut. Bahkan mengenal jas bernama beskap, yang asal katanya sendiri adalah beschaafd (berkebudayaan/ civilized).
Blangkon gaya Surakarta tidak memiliki tonjolan di bagian belakang. Melainkan terjalin dengan mengikatkan dua pucuk helai kain di bagian kanan dan kiri. Makna blangkon dalam hal ini adalah sebagai simbol pertemuan antara jagad alit (mikrokosmos) dengan jagad gedhe (makrokosmos).

blangkon mengisyaratkan jagad gedhe, sedangkan kepala yang ditumpanginya mengisyaratkan jagad alit. Sebab dalam peranan manusia sebagai khalifah, kita membutuhkan kekuatan Tuhan. Blangkon menyimbolkan kekuatan Tuhan yang diperlukan bila manusia ingin menjalankan tugasnya untuk mengurus alam semesta




Saturday, March 16, 2019

Motif Batik Jogjakarta beserta makna dan filosofinya

Motif Batik Jogjakarta beserta makna dan filosofinya


Motif Batik Tradisional sudah dikenal sejak jaman dahulu kala di tanah Jawa sebagai kekayaan seni budaya yang tiada ternilai harganya. Sejarah perkembangan batik di Jawa erat kaitannya dengan perkembangan motif batik di Jawa Tengah. Seni batik Yogyakarta adalah bagian dari sejarah perkembangan batik di Jawa Tengah yang telah berpadu dengan aneka ragam corak atau motif dari daerah lain.

Perjalanan sejarah Batik Yogya erat kaitannya dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Ketika Kerajaan Mataram terbelah menjadi dua, dan berdirilah kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, busana kerajaan Mataram dibawa dari Surakarta atau Solo ke Ngayogyakarta, maka Sri Susuhunan Pakubuwana II membuat rancangan busana baru dan busana adat kraton Surakarta berbeda dengan busana adat Yogya. Perjanjian ini terjadi di desa Giyanti, yang hasilnya antara lain wilayah Mataram dibagi dua, yaitu wilayah Surakarta Hadiningrat dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan Pakubuwana II, dan wilayah Ngayogyakarta Hadiningrat dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang bergelar Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayyidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I.

Semua benda kraton dibagi dua, busana Mataraman di bawa ke Ngayoyakarta Hadiningrat, karena Kanjeng Pangeran Mangkubumi ingin melestarikannya. Karena itu Surakarta Hadiningrat yang dibawah kekuasaan Sri Paduka Pakubuwana III merancang busana baru yang menjadi busana adat kraton Surakarta sebagaimana yang masih bisa kita lihat hingga saat ini.

Ciri khas motif batik Yogyakarta : ada dua macam warna dasar kain, yaitu putih dan hitam, biru tua kehitaman dan coklat soga. Pinggiran kain putih, diupayakan tidak pecah hingga kemasukan soga, baik kain berwarna dasar putih atau hitam. Secara garis besar ada 3 sifat motifnya,
  • Geometris  : garis miring / lereng atau lerek, garis silang atau kawung dan ceplok, anyaman dan limaran.
  • Non Geometris : semen (lunglungan dan boketan).
  • Simbolis : erat kaitannya dengan filosofi Hindu-Jawa, diantaranya "Sawat" melambangkan kekuasaan yang tinggi atau mahkota; "Meru" melambangkan gunung atau bumi; "Naga" melambangkan air; "Burung" melambangkan dunia atas atau angin; "Lidah api" melambangkan semangat yang menyala.

Setiap Sultan yang bertahta berhak membuat peraturan tentang tata busana. Terakhir Sri Paduka Sultan Hamengku Buwana VIII membuat peraturan tata busana baru yang berjudul "Pranatan dalem bab namanipun pengagem keprabon ing Nagari Ngayogyakartga Hadiningrat" yang dimuat dalam Rijksblad van Djojakarta No. 19, tahun 1927. Yang dimaksud Pangagem Keprabon atau busana keprabon ialah : bebet prajuritan, bebet nyamping (kain panjang), celana serta glisire (celana cindhe, sutra, beludru, katun dan gelisirnya), songsong atau payung. Motif Batik yang dipakai : Parang rusak (parang rusak barong dan parang rusak gendreh)

Semua putra dalem diijinkan memakai motif batik tersebut di atas. Motif batik untuk Permaisuri diijinkan sama dengan raja. Garwa ampeyan dalem diperbolehkan mengenakan motif parang rusak gendreh ke bawah. Garwa Padmi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati sama dengan suaminya. Garwa Ampeyan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati diijinkan mengenakan motif parang rusak gendreh ke bawah. Demikian pula dengan putra Kanjeng Gusti Pangeran Adipati. Istri para Pangeran Putra, Pangeran Putra Raja yang terdahulu/"Pangeran Putra Sentaning Panjenengan Dalem Nata" sama dengan suaminya. "Garwa Ampeyan" para Pangeran diijinkan memakai motif "parang rusak gendreh" ke bawah. Wayah dalem atau cucu raja diperbolehkan memakai motif parang rusak gendreh ke bawah. Pun demikian untuk Buyut dalem atau cicit raja dan canggah dalem (putranya cicit raja). Wareng dalem (Putranya canggah raja) ke bawah diijinkan memakai motif batik parang-parangan dan harus selang-seling, tidak boeh keseluruhan.
Patih dalem (Patih Raja) diperbolehkan mengenakan motif "parang rusak barong" ke bawah. Abdi dalem : Wedana Ageng Prajurit, Pengulu Hakim dan Bupati Nayaka nJawi lan Lebet diperbolehkan meemakai motif parang rusak gendreh ke bawah. Bupati Patih Kadipaten dan Bupati Polisi mengenakan motif sama dengan Abdi Dalem di atas. Bupati Anom, Riya Bupati Anom, Penghulu Landrad, Keparak para Gusti (Nyai Riya) mengenakan motif parang gendreh ke bawah.

Berkembangnya teknologi batik hingga menjadi sebuah trend fashion pada segala kalangan usia hingga beragam latar belakang sosial ekonomi dan profesi, semakin meluasnya motif batik moderen. Trend motif batik semakin bebas desainnya mengikuti selera konsumen, Motif Batik Yogya banyak menginspirasi terciptanya pembauran antar motif batik di nusantara ini yang memperkaya motif batik dan semakin menambah nilai eksotik yang mengagumkan.

Berikut kami sajikan aneka ragam motif Batik Jogjakarta yang populer beserta makna filosofinya :

Motif Sekar Jagad
Sekar berarti bunga, jagad berarti dunia. Motif sekar jagad bermakna keanekaragaman bunga di seluruh penjuru dunia yang sangat indah. Motif ini digunakan orang tua mempelai pengantin pada resepsi atau upacara pernikahan agar hatinya berbunga-bunga riang gembira




Motif Semen Gurdo
Motif ini digunakan sebagai busana pesta dan busana daerah dengan makna filosofis agar si pemakai memperoleh berkah dan nampak berwibawa



Motif Semen Gurdo
Motif ini digunakan sebagai busana pesta dan busana daerah dengan makna filosofis agar si pemakai memperoleh berkah dan nampak berwibawa



Motif Sido Asih
Motif ini termasuk motif bebas, bukan motif untuk acara-acara khusus. Makna filosofisnya  agar si pemakai disenangi banyak orang





Motif Truntum Srikuncoro
Sebagai busana adat oleh orang tua pengantin saat temu mempelai pengantin. Makna filosofisnya "Truntum" artinya menuntun, sebagai orang tua wajib untuk menuntun kedua mempelai agar teguh dan mencapai kesejahteraan dalam mengarungi hidup baru yang penuh liku-liku.





Itulah penjelasan secara global tentang motif batik Jogjakarta beserta makna filosofinya. Semoga pembahasan singkat ini berguna bagi pembaca semua untuk semakin mencintai kebudayaan kita yang adiluhung dan kaya makna ini. Silakan menikmati pembahasan kami tentang batik yang lainnya, Terimakasih atas kehadiran Anda.




Wednesday, July 19, 2017

filosofi blangkon


Blangkon adalah tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional jawa.
Sebutan blangkon berasal dari kata blangko,istilah yang dipakai masyarakat jawa untuk mengatakan sesuatu yang siap pakai.Dulunya blangkon tidak berbentuk bulat dan siap pakai,melainkan sama seperti ikat kepala lainnya yakni melalui proses pengikatan yang cukup rumit.seiring berjalannya waktu,maka tercipta inovasi untuk membuat ikat kepala siap pakai yang selanjutnya dijuluki sebagai blangkon.
Blangkon sebenarnya bentuk praktis dari iket yang merupakan tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional jawa.untuk beberapa tipe blangkon ada yang meggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkonyang disebut mondholan.mondholan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambut panjang mereka dibagian belakang kepala,sehinggabagian tersebut tersembul dibagian belakang blangkon.lilitan rambut itu harus kencang supaya tidak mudah lepas.
sekarang lilitan rambut panjang yang menjadi mondholan sudah dimodifikasi karena orang sekarang kebanyakan berambut pendek dengan membuat mondholan yang dijahit langsung pada bagian  belakang blangkon.blangkon surakarta mondholannya trepes atau gepeng sedang mondholan gaya yogyakarta berbentuk bulat seperti onde-onde.

Tuesday, January 24, 2017

MODEL BLANGKON JOGJA BATIK TULIS MOTIF WAHYU TUMURUN

KODE : BJBT 0221




Spesifikasi Kwalitas Blangkon :
Nama                 : Blangkon Jogja 
Kode Barang      : BJBT 0221
Bahan                 : Batik Tulis
Pengrajin            : Java Ombus.
Pembuatan         : Alusan dan Alus.
Bahan                 : Kain keras.
Kwalitas             : lentur dan Bisa dicuci.
Harga Alusan )  Rp. 


(BISA PESAN DENGAN MOTIF WARNA YANG LAIN)
 KLIK MOTIF YANG LAIN


Cara Mencari Ukuran :
1. Ukur lingkar kepala dengan meteran baju atau tali ada berapa cm.
2.  Lihat Peci/Songkok no berapa,
     Contoh : lingkar kepala 56 cm ukuran blangkon No. 6 dan seterusnya.
3. Ukuran Anak 46-50.
4. Ukuran Tanggung SD 51-55.
5. Ukuran Dewasa 56-60.
6. Ukuran Jumbo 61-63. 

Cara Pemesanan :
1. Datang Toko/Rumah.
2. Telp/Sms 0818 0421 06 07 / 0821 3377 5521
3. WA. 081804210607
4. Pin BB. 5d266293
5. Telp Rumah 0274 4435745

Pemesanan : 
Jumlah Pemesanan#Kode Barang#Nama Lengkap#Alamat Lengkap#Kode Pos#Jasa Pengiriman. 

Contoh :   10#BSP0109#TRIYANTO#Tegal Cerme RT. 08,  
              Baturetno, Banguntapan Bantul#55197#JNE.


Rumah/Toko :
Jln. Pasar Ngipik-Pleret, Tegal Cerme, RT. 08, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Daerah Istemewa Yogyakarta. 55197 

Peta : 
Sumber dari Google Maps
klik


(Harga sewaktu-waktu bisa berubah tanpa pemberitahuan)


Jasa Pengiriman :


Setelah dapat konfirmasi rekapan total biaya dan ongkos kirim, silahkan uang di transfer ke no rekening di bawah. Terimakasih.


No Rekening Bank.

297289999 an. TRI Yanto
3008 01 015825 533 an. TRI Yanto
900 00 2535594 3 an. TRI Yanto
4451237190 an Eni Sulistyowati

Tuesday, June 24, 2014

BLANGKON JOGJA BATIK TULIS WAHYU TUMURUN

SPESIALIS BLANGKON ALUSAN

Blangkon Jogja Pakem (asli) Bentuk/Model Asli Blangkon Kuno, wiru 21, bahan Batik Tulis, Lentur tidak kaku bisa di lipat. Blangkon langsung dari Pengrajin.
Harga : 475.000 (belum termsk onkir)




 TULIS WT BT001

 TULIS WT BT OO2

TULIS WT BT OO3

Pemesanan :
Telp/sms/WA. 081804210607
Telp/sms. 082133775521
Rumah/Toko : 0274 4435745.

Pin BB.5d266293


No Rekening Bank.

297289999 an. TRI Yanto
3008 01 015825 533 an. TRI Yanto
900 00 2535594 3 an. TRI Yanto

4451237190 an Eni Sulistyowati

Paket Pengiriman Barang : 


wa