Makna Blangkon bagi Orang Jawa
Bagi orang Jawa, makna blangkon bukan sekedar sebagai penutup kepala. Blangkon memiliki filosofi, sekaligus merupakan simbol status bagi pemakainya.
Asal Kata dan Makna Blangkon
Istilah blangkon berasal dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang siap pakai. Sebab awalnya penutup kepala ini memang tidak bisa langsung dipakai begitu saja. Melainkan diikat melalui proses pembuatan simpul yang cukup rumit.
Maka dari itu diciptakanlah blangkon, penutup kepala yang siap pakai.
Masing-masing daerah memiliki blangkon dengan ciri khas yang berbeda. Tekstur dan motif blangkon gaya Yogyakarta, misalnya, berbeda dari blangkon Jawa Tengah, Solo, ataupun Jawa Barat.
Terkait blangkon Solo dan Jogja, ada perbedaan ciri fisik sekaligus filosofi yang cukup menarik Bagi orang Jawa, makna blangkon bukan sekedar sebagai penutup kepala. Blangkon memiliki filosofi, sekaligus merupakan simbol status bagi pemakainya.
Asal Kata dan Makna Blangkon
Istilah blangkon berasal dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang siap pakai. Sebab awalnya penutup kepala ini memang tidak bisa langsung dipakai begitu saja. Melainkan diikat melalui proses pembuatan simpul yang cukup rumit.
Maka dari itu diciptakanlah blangkon, penutup kepala yang siap pakai.Masing-masing daerah memiliki blangkon dengan ciri khas yang berbeda. Tekstur dan motif blangkon gaya Yogyakarta, misalnya, berbeda dari blangkon Jawa Tengah, Solo, ataupun Jawa Barat.
Terkait blangkon Solo dan Jogja, ada perbedaan ciri fisik sekaligus filosofi yang cukup menarik.
1. Bentuk dan Makna Blangkon Yogyakarta
Blangkon gaya Jogja memiliki mondolan di bagian
belakang. Pasalnya, jaman dulu para kaum Adam Jogja cenderung memanjangkan
rambut. Sehingga ketika diikat, rambut panjang perlu digelung ke atas dan
dibungkus ikatan kain. Kemudian berkembanglah menjadi blangkon yang sekarang.
Mondolan juga erat kaitannya dengan filosofi orang Jawa
yang diharapkan pandai menyimpan rahasia. Tidak mudah membuka aib, baik aib
diri sendiri maupun orang lain. Halus dalam berbicara dan bertingkah laku
lembut serta berhati-hati sebagai wujud keluhuran budi pekerti.
Orang yang bijak akan mampu tersenyum dan tertawa
meskipun hatinya menangis. Ia hanya memikirkan bagaimana berbuat baik terhadap
sesama, meski diri sendiri menjadi korbannya.
2. Bentuk dan Makna Blangkon Solo
Dikarenakan pengaruh Belanda, masyarakat Solo lebih dulu mengenal cukur rambut. Bahkan mengenal jas bernama beskap, yang asal katanya sendiri adalah beschaafd (berkebudayaan/ civilized).
Blangkon gaya Surakarta tidak memiliki
tonjolan di bagian belakang. Melainkan terjalin dengan mengikatkan dua pucuk
helai kain di bagian kanan dan kiri. Makna blangkon dalam hal ini adalah
sebagai simbol pertemuan antara jagad alit (mikrokosmos) dengan jagad gedhe (makrokosmos).
blangkon mengisyaratkan jagad gedhe, sedangkan kepala yang
ditumpanginya mengisyaratkan jagad alit. Sebab dalam peranan manusia
sebagai khalifah, kita membutuhkan kekuatan Tuhan. Blangkon menyimbolkan
kekuatan Tuhan yang diperlukan bila manusia ingin menjalankan tugasnya untuk
mengurus alam semesta